Tambahan lagi, penyakit adalah sebuah ujian, yang direncanakan
menurut Hikmah Allah, yang terjadi dengan Kehendak-Nya, dan sebagai
peringatan bagi manusia akan kefanaan dan ketidaksempurnaan kehidupan
ini, dan juga sebagai sumber pahala di Akhirat atas kesabaran dan
ketaatan karenanya.
Sebaliknya mereka yang tidak memiliki iman, meyakini bahwa jalan
kesembuhan adalah melalui dokter, obat atau kemampuan teknologi mutakhir
dari ilmu pengetahuan modern. Mereka tidak pernah berhenti untuk
merenung bahwa Allah-lah yang menyebabkan keseluruhan perangkat tubuh
mereka untuk bekerja di saat mereka sedang sehat, atau Dialah yang
menciptakan obat yang membantu penyembuhan dan para dokter ketika mereka
sakit.
Banyak orang hanya kembali menghadap kepada Allah di saat mereka
sadar bahwa para dokter dan obat-obatan tidak memiliki kesanggupan.
Orang-orang yang berada pada keadaan tersebut memohon pertolongan hanya
kepada Allah, setelah menyadari bahwa hanya Dialah yang dapat
membebaskan mereka dari kesulitan.
Allah telah menyatakan pola pikir ini dalam sebuah ayat:
Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan. (QS, Yunus, 10:12)
Padahal sesungguhnya, sekalipun dalam keadaan sehat, atau tanpa
cobaan atau kesulitan lain, seseorang wajib berdoa dan bersyukur kepada
Allah atas segala kenikmatan, kesehatan dan seluruh karunia yang telah
Dia berikan.
Inilah satu sisi paling penting dari doa: Di samping berdoa dengan
lisan menggunakan suara, penting pula bagi seseorang melakukan segala
upaya untuk berdoa melalui perilakunya. Berdoa dengan perilaku bermakna
melakukan segala sesuatu yang mungkin untuk mencapai harapan tertentu.
Misalnya, di samping berdoa, seseorang yang sakit sepatutnya juga
pergi ke dokter ahli, menggunakan obat-obatan yang berkhasiat, dan
menjalani perawatan rumah sakit jika perlu, atau perawatan khusus dalam
bentuk lain. Sebab, Allah mengaitkan segala sesuatu yang terjadi di
dunia ini pada sebab-sebab tertentu. Segala sesuatu di dunia dan di alam
semesta terjadi mengikuti sebab-sebab ini.
Oleh karena itu, seseorang haruslah melakukan segala hal yang diperlukan dalam kerangka sebab-sebab ini, sembari berharap hasilnya dari Allah, dengan kerendahan diri, berserah diri dan bersabar, dengan menyadari bahwa Dialah yang menentukan hasilnya.
Oleh karena itu, seseorang haruslah melakukan segala hal yang diperlukan dalam kerangka sebab-sebab ini, sembari berharap hasilnya dari Allah, dengan kerendahan diri, berserah diri dan bersabar, dengan menyadari bahwa Dialah yang menentukan hasilnya.
Pengaruh menguntungkan dari keimanan dan doa bagi orang sakit, dan
bagaimana hal ini dapat mempercepat penyembuhan adalah sesuatu yang
telah menarik perhatian dari dan dianjurkan oleh para dokter. Dengan
judul "God and Health: Is Religion Good Medicine? Why Science Is Starting to Believe" [Tuhan dan Kesehatan: Apakah Agama Adalah Obat Yang Baik? Mengapa Ilmu Pengetahuan Mulai Percaya], majalah terkenal Newsweek terbitan tanggal 10 November 2003 mengangkat pengaruh agama dalam penyembuhan penyakit sebagai bahasan utamanya.
Majalah tersebut melaporkan bahwa keimanan kepada Tuhan
meningkatkan harapan pasien dan membantu pemulihan mereka dengan mudah,
dan bahwa ilmu pengetahuan mulai meyakini bahwa pasien dengan keimanan
agama akan pulih lebih cepat dan lebih mudah.
Menurut pendataan oleh Newsweek, 72% masyarakat Amerika mengatakan mereka percaya bahwa berdoa dapat menyembuhkan seseorang dan berdoa membantu kesembuhan. Penelitian di Inggris dan Amerika Serikat juga telah menyimpulkan bahwa doa dapat mengurangi gejala-gejala penyakit pada pasien dan mempercepat proses penyembuhannya.
Menurut pendataan oleh Newsweek, 72% masyarakat Amerika mengatakan mereka percaya bahwa berdoa dapat menyembuhkan seseorang dan berdoa membantu kesembuhan. Penelitian di Inggris dan Amerika Serikat juga telah menyimpulkan bahwa doa dapat mengurangi gejala-gejala penyakit pada pasien dan mempercepat proses penyembuhannya.
Menurut penelitian yang dilakukan di Universitas Michigan, depresi
dan stres teramati pada orang-orang yang taat beragama dengan tingkat
rendah. Dan, menurut penemuan di Universitas Rush di Chicago, tingkat
kematian dini di kalangan orang-orang yang beribadah dan berdoa secara
teratur adalah sekitar 25% lebih rendah dibandingkan pada mereka yang
tidak memiliki keyakinan agama.
Penelitian lain yang dilakukan terhadap 750 orang, yang menjalani
pemeriksaan angiocardiography [jantung dan pembuluh darah], membuktikan
secara ilmiah "kekuatan penyembuhan dari doa." Telah diakui bahwa
tingkat kematian di kalangan pasien penyakit jantung yang berdoa menurun
30% dalam satu tahun pasca operasi yang mereka jalani.
Sejumlah contoh doa yang disebutkan dalam Al Qur'an adalah:
Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang". Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah. (QS. Al Anbiyaa', 21:83-84)
Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim." Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman. (QS. Al Anbiyaa', 21:87-88)
Dan (ingatlah kisah) Zakaria, tatkala ia menyeru Tuhannya: "Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik. Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya dan Kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami. (QS. Al Anbiyaa', 21:89-90)
Sesungguhnya Nuh telah menyeru Kami: maka sesungguhnya sebaik-baik yang memperkenankan (adalah Kami). (QS. Ash Shaaffaat, 37:75)
Sebagaimana telah disebutkan, doa tidak semestinya hanya dilakukan
untuk menghilangkan penyakit, atau kesulitan-kesulitan duniawi lainnya.
Orang beriman yang sejati haruslah senantiasa berdoa kepada Allah dan
menerima apa pun yang datang dari-Nya. Kenyataan bahwa sejumlah manfaat
doa yang diwahyukan di dalam banyak ayat Al Qur'an kini sedang diakui
kebenarannya secara ilmiah, sekali lagi mengungkapkan keajaiban yang
dimiliki Al Qur'an.
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS. Al Baqarah, 2:186)
(harunyahya)
Sumber : http://www.jurnalhajiumroh.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar